Project Management Documentation
(Business
Case, Project Charter, Project Management Plan)
disusun oleh:
Claudia
Larasvaty 17103005
Jois Noveliani Puteri 17103012
Bayu Wira Saputra 17103025
Cut Luna Sabrina 17103026
PENGEMBANGAN MOBILE
APPLICATION
LaperPol!
Document
History
Version
|
Issue Date
|
Description
|
Author
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Daftar Isi
Bussiness Case
1.1 Background
1.2 Project Scope
1.3 Product Scope
1.4 Current Situation
1.5 Problem/Opportunity Statement
1.6 Organizational Value
1.7 How Achieving the project’s MOV will support the organization’s Goal and Strategy
2.1 Use an Existing Product
2.2 Inhouse Development
3.1 Methodology
3.2 Alternative Comparison
3.3 Proposed Recommendation
4.1 Problem and/or Opportunity
4.2 Organization’s Goal and Strategy
4.3 Project MOV (Measurable Organization Value)
4.4 Option and/or Alternative Analyzed
Bussiness Case
|
1.1 Background
Latar belakang
diciptakannya LaperPol! ini adalah karena adanya kesempatan (peluang) dimana seperti
yang telah kita ketahui banyak warga dari suatu kampus seperti mahasiswa,
dosen, staf, rektor, dekan, kaprodi dan lain sebagainya, cukup sibuk dalam
menjalani kesehariannya. Karena terlalu sibuk itulah akhirnya mereka tidak
sempat memikirkan kapan mereka harus makan, sehingga banyak kejadian mahasiswa
terkena penyakit contohnya maag, sembelit, typhus, dan beberapa gangguan
pencernaan lainnya. Permasalahan tersebut juga bisa disebabkan oleh
kemungkinan-kemungkinan lainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
fishbone berikut ini :
Gambar 1 Fishbone
Permasalahan di bidang Kuliner Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Dengan penjelasan masalah
yang merinci di atas itulah tim mencari cara supaya mahasiswa, dosen, staf,
rektor, dekan, kaprodi dan lain sebagainya tidak mengalami kesulitan-kesulitan
dalam memperoleh makanan baik itu di kantin, cafeteria, maupun koperasi sehingga
terciptalah aplikasi LaperPol! ini. Yang menyebabkan banyak mahasiswa/i
mengalami gangguan kesehatan karena tidak teraturnya pola makan dikarenakan
faktor-faktor berikut :
1.
Tidak mau mengantri
Hal yang
menyebabkan warga kampus atau sekolah tidak mau mengantri ialah karena
mengantri dianggap membuang-buang waktu, dan juga mengantri cenderung
membosankan.
2.
Malas membeli
Alasan yang kedua ialah malas membeli karena keberadaan cafet
atau kantin yang jauh dari posisi pelanggan saat itu, tidak adanya teman yang
menemani pelanggan untuk membeli makanan atau minuman di cafet maupun kantin,
dan yang terakhir yaitu karena sibuk mengerjakan tugas kuliah maupun sekolah
sehingga tidak ada waktu untuk pergi ke cafet atau kantin.
3.
Tubuh tidak fit
Alasan spesifik dari tubuh tidak fit yakni terlalu lelah dalam menjalankan pekerjaan kuliah maupun
sekolah, dan yang kedua adalah karena kurangnya istirahat.
4.
Tidak membawa uang
Alasan rinci
pelanggan tidak membawa uang untuk dibayarkan saat membeli makanan maupun
minuman ialah karena tidak adanya teman yang akan meminjamkan uang, dikarenakan
teman sedang pergi berlibur atau bahkan sakit. Yang kedua adalah belum menerima
uang saku dari orangtua, dikarenakan orang tua belum mendapat gaji dan
pelanggan memiliki masalah dengan orang tua.
1.2 Project Scope
Gambar 2 Timeline Project LaperPol!
Keseluruhan timeline proyek yang dimiliki oleh
LaperPol! yaitu sebagai berikut :
1.
Dalam seluruh pengerjaannya, LaperPol mempunyai batas
maksimal dalam pengerjaan. Batasnya yaitu 62 (enam puluh dua) hari pada
kalender atau kurang lebih 8 (delapan) minggu.
2.
Dalam perencanaan proyek, terlebih dahulu harus
mendefinisikan masalah apa yang ada saat ini. Hal-hal yang mendukung dalam
mendefinisikan masalah yaitu :
·
Menentukan ide dengan memikirkan apa yang belum ada saat ini
namun dibutuhkan oleh lingkungan masyarakat.
·
Melakukan interview dengan user yang akan menggunakan
aplikasi yang akan kita buat.
·
Menentukan ruang lingkup yaitu berdasarkan hasil interview
dengan user, aplikasi akan lebih jelas peruntukkannya. Dalam aplikasi yang akan
kita bangun, ruang lingkup yang ditentukan yaitu lingkungan kampus yang ada di
Banyumas.
·
Menentukan kemungkinan kerjasama dengan memutuskan apakah
aplikasi yang akan kita buat memiliki kerjasama-kerjasama tertentu dalam
pembuatan maupun pengimplementasiaanya.
·
Menenuliskan deskripsi masalah yang didapat dari interview
dan keadaan saat ini pada lingkunan yang dituju dan dapat diuraikan dengan
lebih jelas dengan menggunakan fishbone.
·
Mengidentifikasi keuntungan sistem dengan cara melihat masalah apa yang dapat
diselesaikan oleh aplikasi.
·
Mengidentifikasi kemampuan sistem dengan mengidentifikasi
sistem dapat melakukan hal apa saja seperti memesan menu, melihat menu dan lain
sebagainya.
Langkah selanjutnya dalam perencanaan proyek yaitu membuat
jadwal proyek. Membuat jadwal proyek dapat dilakukan dengan :
·
Menentukan waktu pengembangan sistem dengan melihat apa yang akan
dimasukkan dalam sistem dan melihat tingkat kerumitan dari sistem.
·
Memperkirakan akurasi sistem dengan menentukan apakah
aplikasi akan tepat dalam waktu pengerjaan atau pembuatannya.
·
Memastikan runtutan proyek sudah sesuai dengan proyek yang
akan dibuat atau belum.
Dalam perencanaan proyek
harus mengkonfirmasi proyek yang akan dijalankan layak atau tidak. Konfirmasi
proyek dilakukan dengan :
·
Mengidentifikasi keuntungan intangible atau keuntungan yang
tidak terlihat/berwujud dari aplikasi.
·
Mengidentifikasi keuntungan tangible/terlihat atau keuntungan
yang dapat terlihat.
·
Mengidentifikasi kelayakan ekonomi dengan menghitung profit atau keuntungan dan modal.
·
Mengevaluasi ketersediaan sumber daya. Mengevaluasinya dengan
melihat apakah sumber daya yang ada pada lingkungan sudah mendukung akan adanya
aplikasi ini.
Langkah terakhir dalam
perencanaan proyek yaitu menentukan pelaku dalam proyek. Menentukan pelaku
dalam proyek dapat dilakukan dengan :
·
Menentukan tim proyek yang akan merencanakan dan
menginplementasikan proyek yang telah ditentukan.
·
Memberikan pembelajaran kepada user. Hal ini dikakuan agar user
mengetahui akan aplikasi yang akan dibuat, walaupun hanya
pengenalan-pengenalannya.
3.
Setelah proyek direncanakan, kemudian dilakukan implementasi
atau penerapan dari proyek. Implementasi proyek harus ditinjau dan dipastikan
sesuai atau tidak dengan yang direncanakan. Tahap pengimplementasian proyek
LaperPol! secara umum yaitu:
1)
Tahap awal adalah tahap pre-instalasi. Dalam tahap ini,
proses dimulai dari melaksanakan apa yang sudah ada dalam peprencanaan proyek,
mengumpulkan data ataupun informasi yang telah didapatkan, menyusun design yang rinci dari LaperPol!,
dan penyusunan apikasi LaperPol! sudah
mulai dilakukan.
2)
Tahap kedua yaitu tahap pemasagan atau instalasi. Pada tahap ini, aplikasi dipasang berdasarkan
dari kebutuhan fitur apa saja yang akan disediakan oleh LaperPol!
3)
Tahap selanjutnya yaitu tahap mengembangkan aplikasi. Tahap
ini dilakukan dengan melihat apa saja yang masih kurang dalam aplikasi yang
dibuat.
4)
Kemudian tahap yang dilakukan yaitu mencoba aplikasi yang
telah dibuat atau dikembangkan. Aplikasi berjalan sesuai harapan atau tidak,
dan mengecek apakah ada kerusakan atau error
dalam pengoperasiannya.
5)
Tahap terakhir adalah melakukan pelatihan kepada user agar user mengerti cara menggunakan aplikasi
LaperPol!.
1.3 Product Scope
Cakupan Produk yang dimiliki oleh
LaperPol! yaitu sebagai berikut :
1.
Log In dan verifikasi
Fitur Log In yang ada pada LaperPol! merupakan
fitur pembeda dan juga pengaman agar akun yang terdaftar dapat terjaga
kerahasiaannya. Fitur Log In digunakan sebagai pembeda karena saat Log In sebagai customer, developer, owner ataupun waiter akan menampilkan tampilan menu yang berbeda. Fitur
verifikasi disediakan agar user tidak
dapat dengan mudah Log In menggunakan
akun orang lain.
2.
Product
Management
Pada fitur product management LaperPol! akan
menampilkan beberapa fitur yang digunakan untuk mengatur produk-produk yang
akan dimunculkan pada aplikasi. Fitur yang diatur dalam product management
adalah sebagai berikut :
1)
Menampilkan menu yang dijual
2)
Fitur pencarian kampus
3)
Fitur pencarian kantin
4)
Fitur pencarian cafet
5)
Fitur pencarian menu
6)
Menu apa saja yang sedang diskon atau promo
7)
Detail dari menu yang
dijual
8)
Review dari pembeli
9)
Peringkat dari menu
10) Menu apa saja
yang termasuk penjualan terbaik
11) Fitur mengedit
dan menambah menu untuk owner
12) Fitur konfirmasi
pesanan untuk customer dan owner
13) Fitur pembatalan
pesanan untuk customer
3.
Shipping
Management
Fitur yang disediakan oleh
LaperPol! untuk menunjang transaksi jual dan beli lebih tepatnya dalam hal
pengiriman produk. Dalam fitur ini waiter
dapat mengklik pesanan diantar agar customer,
developer maupun owner mengetahui
bahwa waiter sedang mengantar pesanan
yang telah dibuat.
4.
Shopping
Management
Fitur ini merupakan fitur
yang digunakan dalam transaksi jual dan beli. Fitur ini mengelola transaksi
dari pemesanan hingga produk yang dipesan akan diantar. Fitur-fitur itu terdiri
dari :
1)
Fitur pembelian, fitur ini digunakan untuk customer memilih
makanan atau minuman yang telah disediakan pada menu utama.
2)
Fitur catatan, fitur ini digunakan customer apabila ingin
menambah catatan. Sebagai contoh: Nasi goreng dibuat pedas
3)
Fitur riwayat, fitur ini digunakan oleh user untuk melihat
pesanan yang telah dibeli sebelumnya.
4)
Fitur notifikasi, fitur ini disediakan untuk memberi
pemberitahuan bahwa pesanan telah dipesan ataupun diantar.
5.
Customer Relationship
Management
Pada fitur Customer Relationship Management, owner maupun developer dapat mengetahui makanan
ataupun minuman apa yang paling disukai, dicari, dilihat dan produk apa saja
yang memiliki review banyak yang
telah di-review oleh customer sebelumnya. Fitur ini juga
menyediakan tempat untuk berbicara (obrolanku) dengan waiter yang mengirimkan makanan, sehingga customer dapat mengetahui
dimana posisi waiter dan waiter dapat mengetahui dimana letak customer. Pada fitur obrolanku, customer maupun waiter dapat mengirimkan foto agar letak dari customer lebih jelas.
Pada LaperPol! juga terdapat fitur bantuan dan beri nilai aplikasi. Fitur
bantuan dapat membantu apabila customer
merasa bingung akan cara menggunakan aplikasi. Sedangkan fitur beri nilai
aplikasi digunakan agar customer
dapat memberitahu seberapa puas customer
terhadap LaperPol!.
6.
Payment Pol-Pay!
Pada fitur Payment
Pol-Pay! customer dapat membayar
pesanan terlebih dahulu sebelum pesanan diantarkan. Fitur ini memudahkan
customer apabila tidak memiliki uang tunai untuk memesan makanan ataupun
minuman.
1.4 Current Situation
Saat ini
Institut Teknologi Telkom Purwokerto belum memiliki aplikasi layanan IT di
bidang pemesanan makanan. Institut Teknologi Telkom Purwokerto hanya
menyediakan kantin kampus yang pelayanannya masih dilakukan secara manual.
1.5 Problem/Opportunity Statement
Peluang yang tersedia
bagi LaperPol! dalam pengembangan Layanan IT :
1.
Penjualan dari tiap-tiap usaha
(kantin, cafet, koperasi) meningkat.
2.
Semakin meningkat pendapatan
yang didapat tiap-tiap usaha.
3.
Semakin banyak pegawai yang
akan dipekerjakan.
4.
Kualitas kantin, cafeteria, dan
koperasi akan meningkat apabila pelanggan memberikan feedback yang baik.
5.
Pelanggan merasa terlayani
dengan baik (karena telah merasa dipermudah)
Kendala yang dihadapi
LaperPol! adalah :
Persaingan
dalam bisnis aplikasi berbasis mobile semakin meningkat.
1.6 Organizational Value
Pembuatan mobile aplikasi ini diharapkan mampu
memberikan organizational value
kepada kampus Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Beberapa organizational value yang diharapkan
antara lain :
Keuntungan dari pembuatan sistem LaperPol! dibagi menjadi
2 macam, yaitu :
1. Penjualan dari
tiap-tiap usaha (kantin, cafet, koperasi) meningkat 5%.
2.
Semakin meningkat pendapatan yang didapat tiap-tiap usaha sebanyak 10%.
3.
Kualitas kantin, cafeteria, dan koperasi akan meningkat 15% apabila pelanggan memberikan
feedback yang baik.
1.7 How Achieving the project’s MOV will
support the organization’s Goal and Strategy
Target
|
Hubungan dengan project MOV
|
Meningkatkan jumlah pelanggan baru yang
melakukan transaksi sebesar 5%
|
Dengan penggunaan aplikasi berbasis mobile maka diharapkan pertumbuhan
pelanggan menjadi meningkat.
|
Meningkatkan
pendapatan sebesar 10%
|
Jika pelanggan meningkat maka diharapkan pendapatan
perusahaan meningkat sebesar 10% setiap tahunnya.
|
Menurunkan
biaya operasional sebesar 2%
|
Dengan adanya aplikasi berbasis mobile diharapkan dapat membuat biaya operasional turun sebesar 2%.
|
2.1 Use an Existing Product
Pengembangan
sistem informasi LaperPol! dibuat dengan menggunakan produk yang sudah ada.
Pengembangan ini dilakukan dengan mengedit template yang telah disediakan pihak
vendor, sehingga waktu pengerjaan dapat lebih singkat namun kekurangannya ialah
pihak pertama harus membayarkan biaya berlangganan setiap tahunnya. Berikut
adalah beberapa kemungkinan software yang
dapat digunakan :
1.
AppsMoment
AppsMoment merupakan
suatu software yang menyediakan
berbagai macam template aplikasi android yang disesuaikan dengan kategori
masing-masing fungsinya. Di sini pihak pertama bisa menciptakan dengan melihat
contoh yang sudah ada, kemudian mengubah labelnya agar sesuai dengan produk
sistem informasi LaperPol!. Kemudian, AppsMoment juga menyediakan publikasi
melalui AppsMoment itu sendiri.
2.
Bobile
Bobile menawarkan
kemudahan bagi para pelaku bisnis yang ingin membuat aplikasi secara mudah dan
personal. Pihak pertama dapat membangun aplikasi cukup hanya
melakukan
drag and drop di atas template yang telah disediakan. Ada beberapa template
umum yang bisa kamu temukan di layanan ini, mulai dari aplikasi pemesanan jasa,
e-commerce pribadi, aplikasi menu
restoran, dan sebagainya. Bobile juga menyediakan berbagai fitur tambahan,
seperti fungsi Live Chat, Push Messages, dan Loyalty Program, dengan pihak
pertama berlangganan paket bisnisnya.
2.2 Inhouse Development
Pembuatan sistem LaperPol!
dilakukan oleh sumber daya manusia internal yaitu anggota tim proyek. Selain
itu pembuatan LaperPol! tentunya untuk kemajuan
kampus IT Telkom Purwokerto serta mengembangkan kreatifitas mahasiswa/i
yang terlibat dalam proyek LaperPol! tersebut.
3.1 Methodology
Dalam proses
analisis terhadap berbagai solusi alternatif, digunakan perbandingan yang
terbagi dalam empat bidang, yaitu finansial, organisasional, proyek, dan
eksternal. Tabel 3 menampilkan kriteria yang digunakan yang digunakan dalam
perbandingan solusi alternatif.
Tabel
3 Perbandingan persentase solusi alternative
Criteria
|
Weight
|
Existing Product
|
Inhouse
|
||
Apps
Moment
|
Bobile
|
||||
Finansial
|
ROI
|
15%
|
6
|
9
|
7
|
Payback
|
10%
|
8
|
9
|
7
|
|
NPV
|
15%
|
7
|
8
|
6
|
|
Organisasional
|
Selaras dengan tujuan
strategis
|
10%
|
6
|
7
|
8
|
Kemungkinan mencapai MOV proyek
|
10%
|
7
|
8
|
9
|
|
Ketersediaan anggota tim
yang terampil
|
5%
|
7
|
8
|
5
|
|
Proyek
|
Perawatan
|
5%
|
7
|
9
|
6
|
Waktu untuk pengembangan
|
5%
|
7
|
8
|
6
|
|
Resiko
|
5%
|
6
|
7
|
4
|
|
Eksternal
|
Kepuasan pelanggan
|
20%
|
8
|
9
|
6
|
Total Score
|
100%
|
7,4
|
8,35
|
6,6
|
Beberapa
aspek yang dijadikan ukuran dalam pengembangan Mobile Application pemesanan makanan LaperPol! adalah keuangan,
organisasional, proyek, dan eksternal.
3.2 Alternative Comparison
Total Cash Inflows
Total Cash Outflows
Alternative 1 : 1.1 AppsMoment
Alternative 1 : 1.2 Bobile
Alternative 2 : In-house Solution
3.3 Proposed Recommendation
Berdasarkan
perhitungan pada aspek-aspek finansial, organisasi, proyek, dan eksternal, maka
pegembangan Mobile Application
pemesanan makanan LaperPol! ini direkomendasikan dilakukan dengan menggunakan
alternative use an existing product dengan menggunakan bantuan dari vendor
Bobile, dimana pihak pertama akan menggunakan template yang disediakan oleh
Bobile. Karena jika dilihat dari proyek-proyek yang telah dihasilkan oleh
Bobile telah terpercaya. Dan juga, dikarenakan tenaga kerja internal tim proyek
kurang memadai dalam segi kompetensi pengembangan suatu software. Selain itu, menggunakan produk yang telah tersedia juga
dapat memangkas waktu pengerjaan proyek LaperPol!.
Institut
Teknologi Telkom Purwokerto adalah Institut Teknologi pertama di Jawa Tengah
yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Telkom. Institut Teknologi Telkom
Purwokerto memiliki dua Fakultas yaitu Fakultas Teknik Telekomunikasi dan
Elektro (FTTE) dan Fakultas Teknologi Industri dan Informatika (FTII). Fakultas
Teknik Telekomunikasi dan Elektro (FTTE) menaungi tiga program studi
yaitu D3 Teknik Telekomunikasi, S1 Teknik Telekomunikasi dan S1 Teknik
Elektro sedangkan Fakultas Teknologi Industri dan Informatika (FTII) menaungi lima
Program Studi yaitu S1 Informatika, S1 Sistem Informasi, S1
Rekayasa Perangkat Lunak, S1 Teknik Industri dan S1 Desain Komunikasi
Visual.
Institut
Teknologi Telkom Purwokerto memiliki visi menjadi perguruan tinggi yang unggul
dalam pengembangan sains, teknologi dan teknik berbasis teknologi telematika
dan membentuk insan yang berkarakter dan misi dari Institut Teknologi Telkom
Purwokerto yaitu menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan berbasis
teknologi telematika yang berkualitas dan pembentukan karakter yang unggul,
mengembangkan riset dan menyebarluaskan sains, teknologi dan teknik yang
terkini, menerapkan dan memanfaatkan sains, teknologi dan teknik bagi
kemaslahatan masyarakat, mengembangkan tatakelola berbasis best practices dan menjalin kerjasama yang berkualitas dengan
institusi pendidikan, pemerintah dan dunia industri di dalam dan luar negeri.
Institut Teknologi Telkom Purwokerto menyediakan fasilitas kantin kampus yang
terbuka untuk umum. Umum yang dimaksud adalah untuk masyarakat kampus Institut
Teknologi Telkom Purwokerto sendiri dan juga untuk para wali mahasiswa/i yang
berkuliah di sana.
4.1 Problem and/or Opportunity
Di zaman
modern ini, penggunaan teknologi informasi di dalam industri baik di bidang
pendidikan, kuliner, dan wisata semakin pesat. Khususnya pada pengembangan Mobile Application yang saat ini sedang
gencar memanjakan para pelanggannya. Mobile
Application pemesanan makanan LaperPol! yang dapat diakses setelah user mengunduh dan create new account ini menjadi kelebihan tersendiri bagi pelanggan
karena mereka dapat dengan leluasa memilih menu-menu berupa makanan, minuman,
dan camilan yang hendak mereka beli.
Mereka hanya perlu menyediakan smartphone
saja karena kampus Institut Teknologi Telkom Purwokerto telah memiliki jaringan
Wi-Fi dengan kecepatan yang cukup.
Dengan dibangunnya Mobile
Application pemesanan makanan LaperPol! ini, segala kendala yang terjadi
saat melakukan pembelian menu makanan, minuman, dan camilan secara offline dapat teratasi. Seperti halnya
kendala dalam aspek waktu, dimana seringkali terjadi pelayanan kantin kampus
yang lambat dikarenakan antrian yang sangat banyak, dan terkadang yang
menyebabkan pelayanan mereka lambat juga disebabkan oleh tidak tersedianya uang
cash untuk kembalian para
pelanggannya. Hal – hal yang seperti tersebut di atas akan dapat diminimalisir
oleh adanya Mobile Application
pemesanan makanan LaperPol!. Dengan demikian, pembangunan Mobile Application pemesanan makanan LaperPol! ini dapat memberikan
dampak yang cukup besar bagi kantin kampus dan bagi Institut Teknologi Telkom
Purwokerto itu sendiri karena telah dianggap handal dalam memenuhi kebutuhan
para masyarakatnya (rektor, dekan, dosen, mahasiswa/i, staff, dan lain-lain).
Oleh karena itu, demi meningkatkan pelayanan serta memenuhi kebutuhan
masyarakat Institut Teknologi Telkom Purwokerto, kami berkeinginan untuk
membangun sebuah aplikasi berbasis mobile
yang mampu memudahkan transaksi jual-beli menu makanan, minuman, dan camilan
oleh pelanggan.
4.2 Organization’s Goal and Strategy
Tujuan
dari pembuatan Mobile Application
pemesanan makanan LaperPol! ini adalah sebagai berikut :
a.
Mampu mempersingkat waktu
pemesanan makanan yang dilakukan oleh pelanggan, sehingga mereka mampu
melanjutkan aktivitas-aktivitas lainnya dengan cepat.
b.
Meningkatkan kualitas dari masing-masing
kantin tersebut. Sehingga, apabila pelanggan merasa terpuaskan maka akan
memiliki pengaruh besar kepada pendapatan tiap kantin yang ada.
c.
Memudahkan pelanggan dalam
bertransaksi karena telah tersedia uang elektronik untuk pembayaran non-cash.
d.
Menghindari pemborosan kertas
yang biasanya digunakan sebagai catatan pesanan dan bukti pembayaran.
4.3 Project MOV (Measurable Organization Value)
Dalam
menentukan MOV terdapat beberapa proses. Tahapan awal dalam menentukan MOV
yaitu mengidentifikasi dampak daerah yang diinginkan dengan mengkategorikan
dampak daerah tersebut ke dalam area yang berpotensi antara lain strategi,
pelanggan, finansial, operasional, atau sosial yang akan dijelaskan pada Tabel
1.
Tabel 1 Potensi Dampak
yang diinginkan
Area Potensial
|
Nilai
|
Dampak yang diinginkan
|
|||
b
|
f
|
c
|
d
|
||
Strategis
|
√
|
|
|
√
|
-
Meningkatkan citra kantin dan
Institut Teknologi Telkom Purwokerto. (better)
-
Meningkatkan inovasi
penjualan karena adanya persaingan pasar antar kantin. (do more)
|
Pelanggan
|
√
|
√
|
|
√
|
- Mendapat pelayanan lebih cepat dari pemilik kantin. (fast)
- Menjadikan pelanggan lebih produktif karena tidak perlu
membuang-buang waktu untuk mengantri di kantin. (do more)
- Melayani transaksi pelanggan dengan lebih efektif dan efisien. (better)
|
Finansial
|
√
|
|
√
|
√
|
-
Menarik lebih banyak
pelanggan. (do more)
-
Meningkatkan pendapatan tiap
kantin yang akan berdampak pula kepada Institut Teknologi Telkom Purwokerto
yang menerima biaya sewa tempat penjualan. (better)
-
Mengurangi pengeluaran
pelanggan untuk pulsa. Karena pada awalnya, pelanggan yang memesan dari jauh
harus menelfon. (cheap)
|
Area Potensial
|
Nilai
|
Dampak yang diinginkan
|
|||
b
|
f
|
c
|
d
|
||
Operasional
|
|
|
√
|
|
-
Menurukan biaya operasional
dalam melakukan penjualan. (cheap)
|
Sosial
|
√
|
|
|
|
-
Menjalin hubungan yang baik
antara pelanggan dan pemilik kantin. (better)
|
Dalam
pelaksanaan proyek LaperPol! ini, perusahaan memiliki target pencapaian MOV
pertahun yang dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2 Target pencapaian
MOV per tahun
Tahun
|
MOV
|
1
|
-
Jumlah pelanggan baru yang
melakukan transaksi meningkat sebanyak 5%
-
Pendapatan perusahaan
meningkat 10%
-
Biaya operasional turun
sebesar 2%
-
Mengurangi waktu tunggu
selama 1 jam
|
2
|
-
Jumlah pelanggan baru yang
melakukan transaksi meningkat sebanyak 5% dari tahun pertama
-
Pendapatan perusahaan
meningkat 10% dari tahun pertama
-
Biaya operasional turun
sebesar 2% dari tahun pertama
-
Mengurangi waktu tunggu
selama 1 jam
|
3
|
-
Jumlah pelanggan baru yang
melakukan transaksi meningkat sebanyak 5% dari tahun kedua
-
Pendapatan perusahaan
meningkat 10% dari tahun kedua
-
Biaya operasional turun
sebesar 2% dari tahun kedua
-
Mengurangi waktu tunggu
selama 1 jam
|
4
|
-
Jumlah pelanggan baru yang
melakukan transaksi meningkat sebanyak 5% dari tahun ketiga
-
Pendapatan perusahaan
meningkat 10% dari tahun ketiga
-
Biaya operasional turun
sebesar 2% dari tahun ketiga
-
Mengurangi waktu tunggu
selama 1 jam
|
Pada tabel
2 terlihat jelas bahwa ada empat target yang ingin dicapai oleh perusahaan
untuk setiap tahunnya yaitu peningkatan jumlah transaksi yang dilakukan oleh
pelanggan-pelanggan baru, pendapatan perusahaan semakin meningkat, terjadinya
penurunan biaya yang digunakan untuk operasional, dan menghilangkan waktu
tunggu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa MOV dari proyek LaperPol! ini adalah
“Proyek Mobile Application pemesanan
makanan LaperPol! ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pelanggan baru
sebesar 5%, meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 10%, menurunkan biaya
operasional sebesar 5%, dan mengurangi waktu tunggu selama 1 jam pada tahun
pertama setelah proyek ini diimplementasi”.
4.4 Option and/or Alternative Analyzed
Dalam pengerjaan
proyek LaperPol! ini terdapat beberapa alternatif yang memungkinkan untuk
digunakan di antaranya adalah sebagai berikut :
a.
Menggunakan produk yang sudah
tersedia dari beberapa vendor aplikasi yakni AppsMoment dan Bobile untuk
mengimplementasikan LaperPol! (Use an Existing Product).
b.
Menggunakan kemampuan sumber
daya internal untuk mengimplementasikan LaperPol! (Inhouse).
Berdasarkan hasil analisis biaya, manfaat, dan ketepatan waktu, maka
pilihan alternatif yang direkomendasikan adalah use an existing product dari Bobile. Dengan menggunakan template
template yang telah tersedia di Bobile, tim proyek hanya perlu melakukan editing
untuk fitur-fitur yang akan dikembangkan dalam LaperPol!.
Project Charter
|
5. Introduction
5.1
Tujuan
Penyusunan Project Charter
Project Charter bertujuan sebagai inti serta sebuah bukti maupun
sebuah langkah awal dalam pelaksanaan project pengembangan aplikasi LaperPol!
dan juga agar setiap pada proyek fungsi akan tampak jelas. pada dokumen ini
akan menjelaskan hal-hal seperti kebutuhan dari bisnis, scope bisnis, komitmen
pada sumber daya serta mengenai persetujuan dari project sponsor akan proyek
pengembangan aplikasi LaperPol!.
6. Project and Product Overview
Proyek dari pengembangan aplikasi LaperPol! yaitu merupakan aplikasi
yang memiliki tujuan agar dapat memecahkan beberapa masalah dalam pemesanan
makanan yang ada pada lingkungan kampus pada wilayah Banyumas. Tujuan lainnya
yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi customer menjadi lebih mudah
dalam melakukan transaksi jual-beli makanan sehingga lebih efektif dan efisien.
7. Justification
Pada bagian Justification akan menjelaskan mengenai kebutuhan bisnis
serta keselarasan antara kebutuhan dan strategi bisnis pada aplikasi LaperPol!
7.1
Business Need
Pada era digitalisasi, proses manual dapat diubah menjadi otomatis
salah satunya yaitu dengan memanfaatkan sebuah aplikasi. Aplikasi LaperPol!
bertujuan untuk mengautomasi proses yang masih dilakukan secara manua. Dengan
adanya aplikasi LaperPol! masalah yang dihadapi oleh masyarakat dalam lingkup
kampus dapat teratasi seperti mengantre, ataupun dalam hal pembayaran makanan dan
minuman tersebut. Adanya aplikasi LaperPol! juga memudahkan customer untuk
dapat dengan leluasa memilih menu dan melihat harga menu tanpa harus mendatangi
cafeteria sehingga dapat menghemat biaya dan juga tenaga dari customer.
LaperPol! juga dapat menjadi sebuah solusi dari masalah lainnya yaitu ketika
customer tidak membawa uang, tubuh yang tidak fit, serta rasa malas untuk
mengantre. Secara langsung maupun tidak langsung, LaperPol! memberikan dampak
terhadap penjual baik dari segi penjualan. LaperPol! dapat membantu untuk
meningkatkan keuntungan karena LaperPol! dapat menghapuskan proses yang
dianggap tidak perlu sehingga penjual dapat melayani lebih banyak customer.
7.2
Strategic Alignment
Keselarasan
proyek dengan kebutuhan bisnis dapat dilihat melalui Tabel 7.1
Area Potensial
|
Dampak yang diinginkan
|
Strategis
|
- Meningkatkan
citra kantin dan Institut Teknologi Telkom Purwokerto. (better)
Meningkatkan inovasi
penjualan karena adanya persaingan pasar antar kantin. (do more)
|
Pelanggan
|
- Mendapat pelayanan
lebih cepat dari pemilik kantin. (fast)
- Menjadikan
pelanggan lebih produktif karena tidak perlu membuang-buang waktu untuk
mengantri di kantin. (do more)
Melayani transaksi pelanggan dengan lebih efektif
dan efisien. (better)
|
Finansial
|
-
Menarik lebih banyak pelanggan. (do more)
-
Meningkatkan pendapatan tiap kantin yang akan
berdampak pula kepada Institut Teknologi Telkom Purwokerto yang menerima
biaya sewa tempat penjualan. (better)
Mengurangi pengeluaran
pelanggan untuk pulsa. Karena pada awalnya, pelanggan yang memesan dari jauh
harus menelfon. (cheap)
|
Operasional
|
Menurukan biaya operasional dalam melakukan
penjualan. (cheap)
|
Sosial
|
Menjalin hubungan yang
baik antara pelanggan dan pemilik kantin. (better)
|
8. Scope
Proyek pengembangan aplikasi LaperPol! memiliki cakupan sebagai
berikut, yaitu :
a.
Dalam mengerjakan pengembangan
aplikasi LaperPol! memiliki batas maksimal. Batas maksimal pengerjaannya yaitu
sebanyak 62 (enam puluh dua) hari kerja atau kurang lebih 8 (delapan) minggu.
b.
Membuat dokumen pendukung yang
dibutuhkan sebagai penunjang dalam mengembangkan aplikasi LaperPol!. Dokumen
yang dibutuhkan seperti perumusan masalah, penjadwalan, konfirmasi proyek dan
dokumen-dokumen lainnya
8.1
Objectives
Proyek aplikasi LaperPol!
memiliki tujuan sebagai berikut :
a.
Mampu mempersingkat waktu pemesanan makanan yang dilakukan
oleh pelanggan, sehingga mereka mampu melanjutkan aktivitas-aktivitas lainnya
dengan cepat.
b.
Meningkatkan kualitas dari masing-masing kantin tersebut. Sehingga,
apabila pelanggan merasa terpuaskan maka akan memiliki pengaruh besar kepada
pendapatan tiap kantin yang ada.
c.
Memudahkan pelanggan dalam bertransaksi karena telah tersedia
uang elektronik untuk pembayaran non-cash.
d.
Menghindari pemborosan kertas yang biasanya digunakan sebagai
catatan pesanan dan bukti pembayaran
8.2
High-Level Requirements
Untuk mencapai tujuan dari sebuah proyek maka dibutuhkan beberapa
kebutuhan yang perlu dipenuhi. Kebutuhan tersebut sebagai berikut, yaitu :
a.
Sistem dapat menuliskan pesanan
berupa makanan, minuman, dan beberapa jenis camilan lainnya,
b.
Sistem dapat menuliskan rincian
catatan pesanan oleh pelanggan,
c.
Sistem dapat menghitung jumlah
pesanan dan total pembayaran pesanan pelanggan,
d.
Sistem dapat menyediakan
layanan chat untuk pelanggan dan owner.
8.3
Major Deliverables
Work Product menjadi sebuah deliverables untuk proyek pengembangan
aplikasi LaperPol!. Hal tersebut terdapat pada Tabel 8.1 berikut ini :
Major Deliverable
|
Deliverable Description
|
Mobile Application LaperPol!
|
Aplikasi LaperrPol! Dibuat
khusus untuk smartphone sehingga hanya bisa dijalankan pada smartphone.
|
Requirement Document
|
Laporan akan infromasi fitur yang akan disetujui dan
ditandatangani oleh beberapa pihak pada saat akhir dari kegiatan gather requirement.
|
Functional Specification
Document
|
Laporan mengenai informasi
yang sudah terkumpul yaitu dokumen desain secara detail berisikan low level
design topology, data flow diagram, use case diagram, rencana dari
pengembangan aplikasi serta draf dari dokumen uji terima aplikasi LaperPol!
|
Solution Delivery Pack
|
Laporan mengenai hasil akhir dari implementasi serta
instalasi aplikasi LaperPol!
|
8.4
Boundaries
Proyek aplikasi LaperPol! memiliki batasan sebagai berikut :
8.4.1 Hal-hal yang termasuk ke dalam sebuah proyek
a.
Dalam pengerjaan proyek LaperPol! memiliki waktu selama 62
hari kerja untuk membuat aplikasi LaperPol!. Apabila terdapat kebutuhan lain
yang bersifat kondisional maka akan mengakibatkan bertambahnya waktu dalam
pengerjaan proyek maka akan dilakukan proses dengan menggunakan sebuah dokumen
yaitu Change Request.
b.
Proyek ini mencakup pembuatan aplikasi LaperPol!
c. Proyek
menyediakan laporan yaitu functional specification document, laporan antara
serta solution delivery pack.
8.4.2 Hal-hal yang tidak termasuk
ke dalam sebuah proyek
Adanya tambahan permintaan pada modul baru setelah dokumen tersebut
disepakati melalui penandatanganan konumen permintaan (requirement document).
9. Duration
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai periode pelaksanaan proyek
dan target pencapaian dari pembuatan aplikasi LaperPol!
9.1
Timeline
Merupakan uraian dari periode pelaksanaan proyek pengembangan
aplikasi LaperPol!
9.2
Executive
Milestones
Tabel 9.2 merupakan uraian dari target penyelesaian dari aktivitas
proyek pengembangan aplikasi LaperPol!
10. Budget Estimate
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai estimasi biaya yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek pengembangan aplikasi LaperPol!.
10.1
Sumber Dana
Untuk rincian sumber dana dari sistem LaperPol! ini adalah sebagai
berikut:
1.
Didapat dari biaya pendaftaran
setiap owner kantin (di beberapa instansi atau universitas).
Benefit1 = Biaya
pendaftaran x banyak owner kantin
= Rp1.000.000,- x 18 =
Rp18.000.000,-
2. 30% pendapatan yang
didapat owner kantin selama 1 bulan.
Benefit2 = Total pendapatan owner kantin/bulan x 30%
= (Rp700.000,- x 30) x 30%
= (Rp21.000.000) x 30%
= Rp6.300.000,-
3. 70% pendapatan yang
didapat dari penjualan aplikasi di GooglePlay.
Benefit3 = Total Pendapatan di Google Play x 70%
= (1000 orang x Rp14.000,-)
x 70%
= Rp14.000.000 x 70%
= Rp9.800.000,-
4. 85% pendapatan yang
didapat dari penjualan aplikasi di AppleStore.
Benefit4 = Total Pendapatan di AppStore x 85%
= (500 orang x Rp28.000,-)
x 85%
= Rp14.000.000,- x 85%
= Rp11.900.000,-
Total Benefit = Benefit1 + Benefit2 + Benefit3 + Benefit4
= Rp18.000.000,- +
Rp6.300.000,- + Rp9.800.000,- + Rp11.900.000,-
= Rp46.000.000,-
10.2
Estimasi Pembiayaan
Ringkasan dari
estimasi besaran pembiayaan yang diperlukan pada proyek ini :
11. Assumptions, Constraints, And Risks
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai asumsi dan constraint yang
terdapat pada proyek pengembangan aplikasi mobile LaperPol!.
11.1
Assumptions
Berikut ini
adalah asumsi yang diperoleh dari dokumen project charter pengembangan aplikasi
mobile LaperPol!.
1. Data produk dan
harga sudah tersedia dan siap untuk digunakan dalam proyek.
2. Desain HTML untuk
setiap page sudah disiapkan pada proyek fase sebelumnya oleh Web UI/UX
Designer.
3. Seluruh
pembiayaan proyek dihitung dalam mata uang rupiah (IDR).
4. Terdapat server
untuk keperluan development.
5. Tersedia DBMS
yang bisa menerima database
6. Tersedia Web
Server untuk PHP.
11.2
Constraints
1. Proyek harus
selesai tepat waktu Januari 2020
2. Biaya yang
dikeluarkan tidak lebih dari anggaran yaitu 50 juta
12. Project Organization
Pada bagian Project Organization akan menjelaskan mengenai peran dan
tanggung jawab masing masing tim dalam proyek LaperPol!.
12.1
Roles and Responsibilities
Name
|
Project Role
|
Project Responsibilities
|
Jois
Noveliani Puteri
|
Project Manager
|
|
Claudia
Larasvaty
|
UI/UX designer
|
Tahapan
pekerjaan UX designer :
|
Cut
Luna Sabrina
|
Mobile App Developer
|
|
Bayu
Wira saputra
|
System Analyst
& Technical Writer
|
|
12.2
Stakeholders (Internal and External)
Pemangku kepentingan dari proyek aplikasi LaperPol! Adalah sebagai
berikut :
1. Jois Noveliani sebagai
Project Manager dari proyek aplikasi LaperPol!.
2. Dari segi penjual, ada
karyawan dari Perusahaan LaperPol!
3. Dari segi pembeli, ada
masyarakat sebagai calon pengguna
aplikasi e-commerce
4. Pemerintah Indonesia
sebagai pengatur kebijakan e-commerce di Indonesia.
13. Project Charter Approval
Dengan ini orang-orang yang bertanda tangan di bawah ini adalah
orang yang bersangkutan dan mengetahui serta menyetujui jalannya projek
aplikasi LaperPol!. Proses selanjutnya mengenai perubahan dan penambahan
dokumen ini akan dikoordinasikan dan di setujui oleh orang orang di bawah ini.
|
|
|
|
|
|
Jois Noveliani,
Project Manager
|
Cut Luna,
Mobile App Developer
|
|
|
|
|
|
|
Bayu Wira,
System Analyst
|
Claudia L, UI
Designer
|
Project Management Plan
|
14. Introduction
14.1
Tujuan Penyusunan Project
Management Plan
Sebagai panduan
dalam menyusun setiap langkah pembuatan
aplikasi LaperPol!!. Di dalam dokumen ini terdapat tata pelaksanaan pembuatan
proyek, data, serta dokumen lain yang
berhubungan dengan jalannya pembuatan aplikasi Laperpol!.
14.2
Assumption
Berikut ini
adalah asumsi yang diperoleh dari dokumen project charter pengembangan aplikasi
mobile LaperPol!.
1. Data produk
dan harga sudah tersedia dan siap untuk digunakan dalam proyek.
2. Desain HTML
untuk setiap page sudah disiapkan pada proyek fase sebelumnya oleh Web UI/UX
Designer.
3. Seluruh
pembiayaan proyek dihitung dalam mata uang rupiah (IDR).
4. Terdapat
server untuk keperluan development.
5. Tersedia DBMS
yang bisa menerima database
6. Tersedia Web
Server untuk PHP.
14.3
Constraint
1. Proyek harus selesai tepat waktu Januari
2020
2. Biaya yang dikeluarkan tidak lebih dari
anggaran yaitu 50 juta
15. Scope Management
Ruang lingkup
dari proyek ini adalah membuat dan mengembangkan Aplikasi LaperPol! Untuk
diselesaikan agar memberikan suatu produk,layanan atau hasil dengan
fitur/fungsi yang ditentukan. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa detail
terkait dengan ruang lingkup pengembangan mobile application.
15.1
Major Deliverables
Major Deliverables
|
Deliverables
Description
|
Aplikasi
|
Aplikasi
berisi source code program yang di burn dalam bentuk CD
|
Dokumen
|
Laporan/Dokumen mengenai fitur yang ditentukan dan sudah ditandatangani
oleh pihak yang bersangkutan di akhir saat kegiatan gather requirement,
|
Dokumen inti
|
Laporan
yang berisi informasi yang telah dikumpulkan, dokumen desain yang terperinci
berisi low level design topology, data flow diagram, use case diagram,
rencana pengembangan, dan draft dokumen uji terima aplikasi.
|
Laporan Progress Implementasi)
|
Laporan yang berisi mengenai progress pekerjaan yang telah
dicapai, diantaranya infrastruktur pendukung telah selesai diimplementasi dan
diujiterima, aplikasi telah diinstalasi dan siap diuji terima.
|
Solution
Delivery Pack
|
Laporan
yang berisi hasil akhir implementasi dan instalasi aplikasi
|
15.2
Work Breakdown Structure
15.3
Implementation Plan
Implementation
Plan Proyek yang akan dilakukan harus dipastikan untuk dapat diimplementasikan
agar sesuai dengan rencana. Adapun tahap implementasi proyek secara umum adalah
sebagai berikut :
a.
Pengembangan Aplikasi
Pada tahap ini, tim developer mengembakan aplikasi
LaperPol sesuai dengan kesepakatan rencana seperti tampilan, proses dan
business flow)
b.
Deployment dan Pelaporan
Pada tahapan ini tim developer telah menyelesaikan
pengembangan aplikasi yang sudah berstatus final release sehingga mulai
melakukan pemindahan semua source code dari development environtment ke
production environment yaitu tempat hosting yang sudah disepakati saat tahap
penggalian informasi.
c.
Monitoring & Evaluation
Pada tahapan ini untuk memastikan sudah berjalan
sebagaimana mestinya maka diadakannya monitoring dan evaluasi oleh seluruh Tim
, jika masih ada kekurangan maka harus dilaporkan dan di investigasi agar bisa
di evaluasi untuk menentukan sukses atau tidaknya pengembangan aplikasi
LaperPol!
15.4
Change Control Management
Setiap
perkembangan suatu proyek, sudah semestinya menuntut adanya perubahan pada
proyek seperti urutan aktifitas, jadwal pekerjaan proyek, material, dan biaya.
Untuk memprediksi dan mengontrol perubahan tersebut pengelolaannya adalah
sebagai berikut :
a.
Permintaan perubahan terhadap fitur (Change Request)
b.
Berdasarkan formulir yang telah diisi oleh customer, pihak
pengembang aplikasi akan melakukan analisa teknis dan biaya yang timbul akibat
adanya pekerjaan ini.
c.
Perhitungan biaya akibat permintaan Change Request
disesuaikan dengan analisis kebutuhan tenaga kerja dalam sehari untuk
menyelesaikan pekerjaan.
d.
Biaya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
perusahaan pihak pengembang aplikasi.
e.
Setelah mendapatkan persetujuan teknis dan biaya dari
customer, pihak pengembang aplikasi akan melakukan pekerjaan perubahan fitur.
f.
Pekerjaan change request dinyatakan selesai setelah para
pihak yang terkait dalam proses perubahan menandatangani Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan Change Request (BAPPCR)
16. Cost/Budget Management
Biaya yang
dikeluarkan secara rinci yang dikeluarkan oleh proyek untuk pengembangan
LaperPol! :
a.
Biaya jasa pengembangan
b.
Biaya Pengadaan hardware
c.
Biaya Pengadaan Software
d.
Biaya Proyek
e.
Biaya Proyek Analisis System